Tujuan
Dengan uraian dalam makalah ini diharapkan kita bisa mengetahui dan menangani serta memberikan pertolongan pertama apabila kita menemukan ada orang yang mengalami cidera engkel dalam aktifitas khususnya aktifitas olahraga.
Identifikasi masalah
Dalam setiap aktifitas olahraga yang dilakukan pasti tidak akan bisa terlepas dari apa yang disebut cidera. Pada umumnya bentuk-bentuk cidera yang dialami oleh atlet tergantung dari jenis dan karakteristik cabang olahraganya . semisal olahraga yang mengunakan raket maka resiko cidera yang dialami oleh atlet cenderung lebih dominan pada bagian tangan namun tidak menutup kemungkinan cidera dibagian badan yang lain juga mengalaminya seperti pada bagian kaki. Hal tersebut terjadi karena dalam olahraga seluruh bagian badan atau tubuh pasti akan ikut bergerak. Setiap bagian badan yang mendapatkan beban berlebih maka resiko untuk mengalami cidera pasti lebih besar dari bagian badan yang tidak mengalami beban berlebihan.
Adapun pembahasan dalam makalah ini akan difokuskan pada cidera engkel dan rumusan masalah yang diangkat dalam pembahasan ini antara lain apa yang disebut cidera engkel, cidera engkel terjadi diakibatkan karena apa, macam-macam bentuk cidera engkel, Struktur otot dan tulang apa saja yang berhubungan dengan cidera engkel, dalam olahraga apa saja cidera engkel terjadi, bagaimana cara menangani cidera engkel.
Tujuan dari rumusan masalah diatas adalah agar kita mengetahui cidera engkel terjadi disebabkan karena apa, bagian tulang dan otot mana yang mengalami masalah dan beagaimana cara mengatasi cidera tersebut.
Pembahasan
Cedera pergelangan kaki atau yang biasa disebut cidera engkel merupakan cidera akut yang sering dialami oleh para olahragawan. Adapun cidera engkel terjadi ini karena adanya penekanan melakukan gerakan secara tiba-tiba atau beban pada pergelangan kaki terlalu berat yang menyebabkan otot atau tulang yang ada dipergelangan kaki ini tidak sanggup menahan beban itu yang berefek pada retaknya tulang atau robeknya ligament pada persendian pergelangan kaki.
Yang disebut cidera engkel adalah apabila bagian tulang atau otot disekitar pergelangan kaki ini mengalami cidera baik ringan atau berat. Yamg dimaksud terjadi cidera ringan adalah apabila dalam struktur atot atau ligament dibagian engkel ini terjadinya robekan pada calcaneo fibular ligamen, anterior talofibular ligamen, otot tendo Achilles, otot gastroknemius, otot seleus, namun apabila sampai terjadi retak pada tulang tibia atau talus atau sampai terjadi putus pada bagian otot-otot seperti otot tendo atau gastroknemius dan pada ligament maka cidera tersebut tergolong cidera akut.
Cidera engkel bisa terjadi atau dialami hampir pada semua cabang olahraga ini terjadi karena memang bahwa dalam melakukan aktifitas olahraga bagian kaki akan mendapatkan beban yang relative berat hal ini terjadi karena secara anatomis kaki adalah penopang dari beban badan secara keseluruhan. Adapun kalau dilihat dari karakteristik olahraga yang memungkinkan terjadinya cidera engkel lebih besar antara lain olahraga sepakbola, bola voli, bola basket, bulu tangkis, lari gawang, lompat jauh dll. Apabila dilihat dari sebab terjadi cidera maka bisa dibagi menjadi dua faktor. Adapun factor yang pertama adalah disebabkan karena faktor intern atau dari si atletnya sendiri seperti : Adanya kelainan bentuk anatomi pada tubuh seperti kaki flat.
Umur yang sudah terlalu tua dan melakukan olahraga yang tergolong berat.
Melakukan latihan teralalu berat maka resiko terjadinya cidera semakin besar.
Kurang menguasainya teknik sehingga memungkinkan gerakan yang dilakukan salah dan resiko terjadinya cidera meningkat.
Saat melakukan olahraga tidak dalam kondisi sehat, baik sehat jasmani atau rohani.
Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor eksternal yaitu faktor yang mencangkup peralatan atau fasilitas serta lingkungan seperti : Penggunaan sepatu yang tidak sesuai dengan ukuran kaki.
Tidak memakai alat pelindung seperti decker engkel.
Lintasan atau lapangan yang tidak memadai seperti terlalu keras atau licin.
Suhu atau kelembaban lingkunagan.
Cara penangananya pada cidera engkel pada garis besarnya hampir sama dengan cidera pada umumnya.
Apabila atlet mengalami cidera engkel yang tergolong ringan semisal terjadi robekan atau tarikan pada otot dan ligamen yang tak ada ganngguan fungsi yang diakibatkan maka pertolongan pertama adalah mengunakan metode RICE. Apabila atlet masih mengalami rasa sakit saat melakukan olahraga maka si atlet harus berhenti olahraga dan dibawah ke dokter hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya suatu cidera yang lebih parah dan untuk menjaga keselamatan serta masa depan si atlet. Sedangkan apabila sampai terjadi cidera yang tergolong berat semisal mengalami retak pada tulang di sekitar daerah engkel seperti pada tulang talus atau tibia dan otot tendo atau ligamen mengalami putus maka pertolongan pertama adalah menggunakan metode RICE setelah itu atlet atau orang yang mengalami cidera harus dibawah ke dokter untuk ditangani secara intensif. Cara untuk mencegah terjadinya cidera engkel pada khususnya adalah Sebelum melakukan aktifitas olahraga terlebih dahulu diusahakan melakukan pemanasan dan pelemasan pada persendian serta pada otot-otot pada bagian kaki.
Dalam melakukan aktifitas olahraga atlet harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
Memakai alat pelindung seperti deecker engkel. Memakai sepatu yang ukuranya sesuai dengan ukuran pada kaki. Berusaha untuk melakukan olahraga atau latihan secara teratur dan terprogram.
Daftar pustaka
Agus dkk, makalah cidera pencak silat, 2008
Intenet, cidera engkel, google, 2008
dr. endang, silabus pencegahan cidera, 2008
FuTSaL
pENGERTIAN fUTSAL adalah permainan bola yang dimainkan oleh 5 pemain dalam 1 timnya dimana tiap anggota tim bertujuan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan begitunya juga sebaliknya yaitu mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan bola (gol)
iStilah fUtsal pada dasarnya berasal dari Spanyol Football yang dikenal dengan nama fUtbol kemudian dinamakan fUtsal dimana sal berarti ruangtan yang diambil dari bahasa Prancis (sAlon), atau bahasa Spanyol ( sAla )
sEjarah Futsal berasal dari Montevideo ( Ibu kota Uruguay) pada tahun 1930. Juan Carlos Ceriani menyelenggarakan pertandingan sikulit bundar dengan pemain 5 lawan 5 dimainkan di lapangan yang mirip dengan lapangan Basket. tahun 1854 permainan ini sering dimainkan di Canada. pada tahun 1930-an dikembangkan oleh Juan Carlos Ceriani .
pErbEdaAn SePaK Bola dEngan fUtsaL
uraian sEpaK bOla fUtsAl
1. Jumlah pemain 11 5
2. Pemain Cadangan 3 7
3. Pergantian pemaian 3 tak terbatas
4. Lama bermain 2 x 45 menit 2 x 20 menit
5. lemparan ke dalam Lemparan ke dalam tendangan ke dalam
6. Istirahat 15 menit MAX 10 menit MAX
7. Kontak badan diperbolehkan tidak boleh
8. Off side ada tidak ada
9. Goal Kick pakai tendangan pakai lemparan
10. eksekusi menunggu peluit 4 detik MAX
11. Time Out tidak ada 1 x perbabak
12. Pelanggaran tak terbatas lebih 5 kali,
13. Kartu merah Pemain tidak dapat diganti dpt diganti setelah 2mnt
3.3 Cara Mencegah Terjadinya Cedera
Pencegahan cidera olahraga terbagi dalam tiga tahap, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan Primer dapat berbentuk
a. Menentukan kondisi kesehatan secara umum
b. Mendeteksi keadaan postur tubuh yang mungkin dapat menyebabkan cidera.
c. Berlatih secara teratur, sistematis dan terprogram
d. Mematuhi peraturan permainan dan pertandingan
e. Melakukan pemanasan dan pendinginan
f. Memakai alat pelindung yang adekuat.
Untuk mendukung pencegahan primer diatas harus dilakukan:
a) Pemeriksaan sport medis yang mencakup:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan umum
3. Pemeriksaan system musculoskeletal secara rinci dan sistematik, seperti pemeriksaan panjang otot, lingkaran otot, lingkup gerak, sendi, tebal lemak, berat badan dll.
b). Penukaran kapasitas fungsional untuk mengukur kemajuan hasil latihan:
1. Master test
2. Astrand test untuk mengukur VO2Max
3. Cycle ergometer
4. Laboraturium
c). Pengawasan cara hidup sehat atlet,yaitu menghindari:
1. Obat-obatan pemanasan
2. Penggunaan obat perangsang
3. Penggunaan alcohol, rokok, dll
d). Perbaikan gizi:
Cukup karbohidrat, protein, lemak mineral dan vitamin.
2. Pencegahan Sekunder
Pengenalan gejala awal cidera dan tindakan cepat dan tepat untuk menghindari cidera sekunder
a. Gejala dini pembebanan pada tendon otot biasanya adalah:
Nyeri pada pagi hari / bangun tidur.
Kaku
Mudah lelah
Nyeri kontraksi pada otot bersangkutan
Nyeri regangan
Nyeri sentuh
Pengerasan otot
Pembengkakan ringan
b. Gejala latihan berlebihan:
Cepat lelah dan kekakuan pada otot
Keengganan untuk latihan dan bertanding
Nadi istirahat tinggi dan berdebar
Nafsu makan terganggu
Sulit tidur
Berat badan menurun
Pusing
Berkeringat
Mudah marah/ tersinggung
Tekanan darah naik
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan cedera agar tidak berulang :
Penanganan cidera sesegera mungkin untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
Diagnosa yang tepat
Pengobatan yang spesifik mempercepat penyembuhan
Program rehabilitasi agar bagian yang cidera dapat berfungsi seperti semula dan atlet dapat kembali ke lapangan.
Selain itu pencegahan cedera dapat juga dilakukan dengan cara :
a. Pemanasan dan Pendinginan
Tujuan utama pemanasan adalah meningkatkan temperatur tubuh baik otot maupun tubuh secara keseluruhan dan untuk peregangan jaringan kolagen agar diperoleh fleksibilitas yang lebih besar. Ini akan mengurangi risiko robeknya otot maupun ligamen, serta membantu untuk mencegah nyeri otot. Pemanasan terdiri dari pemanasan general dan pemanasan spesifik. Permanasan general biasanya berupa jogging, berlari santai, latihan/exercise dan peregangan/stretching.; setelah itu perlu diikuti dengan pemanasan spesifik yaitu sesuai dengan jenis olahraga pemain. Pendinginan dapat dilakukan dengan jogging selama 30 detik sampai 1 menit, diikuti dengan jalan 3 sampai 5 menit.
b. Latihan (training)
Perlu dilakukan secara teratur, sistematis dan terprogram.
Endurance training adalah latihan yangdilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot agar lebih efisien dan tidak cepat lelah.
Strength training adalah latihan yang dilakukan dengan tujuan mempersiapkan pemain untuk melakukan usaha-usaha “eksplosif” (misal pada lempar lembing ).
skill training bertujuan untuk meningkatkan katrampilan pemain dengan melakukan teknik berolahraga dari yang paling dasar sampai teknik yang paling tinggi.
c. Sehat jasmani dan rohani.
Kondisi sehat sangat diperlukan agar pemain dapat melakukan koordinasi gerakan dengan baik serta dengan konsentrasi yang penuh.
d. Mematuhi aturan pertandingan.
Pada body contact sports, kepatuhan pemain pada aturan pertandingan serta peran wasit yang jeli dan tegas dalam memimpin pertandingan sangatlah penting. Misal pada pertandingan bela diri.
e. Tidak memiliki kelainan anatomis maupun antropometri.
Kelainan anatomis misalnya tungkai X atau O, sedangkan kelainan antropometri misalnya tungkai yang tidak sama panjang. Menggunakan peralatan atau pelindung yang memadai.Misal sepatu olahraga yang sesuai atau memakai pelindung kepala atau tubuh pada jenis olahraga tertentu.
f. Melakukan 10 prinsip utama “conditioning”
yaitu pemanasan yang cukup, peningkatan kondisi secara bertahap, lama, intensitas, level kapasitas, kekuatan, motivasi, spesialisasi, relaksasi dan rutinitas.
G. Pencegahan Re-cedera
Dari aspek rehabilitasi medik, terdapat beberapa alat fisioterapi yang sering digunakan dalam penanganan cedera atau pencegahan re-cedera
olahraga, yaitu :
a. terapi dingin (Cryo), untuk menghentikan perdarahan, mencegah pembengkakan.
b. terapi gelombang suara (Ultrasound), untuk relaksasi otot, mengurangi nyeri.
c.stimulasi elektrik (TENS), untuk menghilangkan nyeri
d. terapi panas (Diatermi),untuk relaksasi otot, meningkatkan dilatasi pembuluh darah
e. terapi gerak (Exercise),untuk mobilisasi sendi, penguatan otot, meningkatkan koordinasi gerak selain itu juga dapat dilakukan resting/istirahat, compression/pembalutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar